Kata pengantar
Puji syukur kami
panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang PENGARUH
BULLYING TERHADAP PROSES PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.
Makalah ini disusun
berdasarkan kasus-kasus yang
sering kali terjadi pada peserta didik.
Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun
materinya. Kritik konstruktif dari pemmbaca sangat kami harapkan untuk
menyempurnakan makalah selanjutnya.
Mudah-mudahan dengan
mempelajari makalah ini para mahasiswa khususnya jurusan kependidikan bisa
memahami apa itu bullying dan dampak dari perkembangan peserta didik. Juga bermanfaat bagi semua
pembaca.
Gorontalo,
9 Desember 2012
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR
ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 3
A. Latar
Belakang 3
B. Rumusan Masalah 3
C.
Tujuan 4
BAB II. PEMBAHASAN
8
A. Pengertian umum bullying 8
B. Solusi
terhadap khasus Bullying 13
BAB III. PENUTUP 22
A.
Kesimpulan 22
B. Kritik dan
Saran 22
C. Referensi 22
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini sudah banyak terjadi
kasus bullying di lingkungan sekolah dan kasus ini sudah banyak mendapat
perhatian terutama dari orang tua pelaku dan korban, pihak sekolah, bahkan dari
pemerintah. Hal ini perlu dibahas dan diketahui lebih lanjut, karena kita ada
dalam lingkaran pendidikan yang akan menemukan banyak masalah dari anak didik
kita. Sebagai bahan pertimbangan itu, saya mengambil kasus ini sebagai pokok
permasalahan dari makalah ini.
Pembuatan
makalah ini didasarkan karena adanya mata kuliah pengembangan peserta didik
yang mengharuskan setiap mahasiswa S1 program study Bahasa Inggris untuk dapat
membuat makalah. Makalah ini juga dibuat untuk memenuhi tugas akhir individu
dari mata kuliah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
itu bullying?
2. Bagaimana
ciri-ciri korban bullying?
3. Siapa
yang dapat menjadi pelaku bullying?
4. Dimanakah
tempat-tempat yang dapat melakukan bullying?
5. Apa
dampak bullying bagi korban atau siswa?
6. Adakah
dampak bullying bagi si pelaku?
7. Apa
dampak bagi anak lain yang menyaksikan bullying?
8. Bagaimana
cara penanganan bullying?
9. Bisakah
bullying dihilangkan?
C. Tujuan
Tujuan
dari makalah ini adalah:
Mengetahui
pengertian bullying dan macam-macam bentuk bullying
Mengetahui
cici-ciri dari korban kasus bullying
Mengetahui
bagaimana ciri-ciri anak yang dapat melakukan bulling terhadap anak lain
Mengetahui
tempat-tempat yang biasa dijadikan kasus bullying
Mengetahui
dampak apasaja yang dapat terjadi pada korban atau siswa itu sendiri
Mengetahui
dampak-dampak yang terjadi bagi elaku bullying
Mengetahui
dampak untuk anak lain yang menyaksikan kasus bullying
Mengetahui
cara tepat penangan kasus bullying
Mengetahui
cara perlakuan bullying itu supaya dapat dihilangkan
BAB II
TINJAWAN
PUSTAKA
Ø Bullying
menurut para ahli:
"Bullying
itu adalah kekerasan mental dan fisik jangka panjang yang dilakukan oleh
individu atau sekelompok orang dan ditujukan pada seseorang yang tidak mampu
membela dirinya sendiri sehingga kami paham jika pengalaman semacam itu dapat
meninggalkan 'luka' pada si korban," ungkap peneliti Thormod Idsoe dari
Universitiy of Stavanger (UiS) dan Bergen's Center for Crisis Psychology. (http://health.kompas.com/read/2010/09/27/06563262/Bullying.di.Sekolah)
Definisi
Bullying menurut PeKA
(Peduli Karakter Anak) adalah penggunaan agresi dengan tujuan untuk menyakiti
orang lain baik secara fisik maupun mental.
Bullying dapat berupa tindakan fisik, verbal, emosional dan juga
seksual. (http://nsholihat.wordpress.com/2012/08/08/bullying-oh-bullying/)
Bullying
terjadi ketika seseorang merasa teraniaya, takut, terintimidasi, oleh tindakan
seseorang baik secara verbal, fisik atau mental. Ia takut bila perilaku
tersebut akan terjadi lagi, dan ia merasa tak berdaya mencegahnya. (Andrew
Mellor, antibullying network, univ. of edinburgh, scotland).
(http://nsholihat.wordpress.com/2012/08/08/bullying-oh-bullying/)
Ø Dampak
bullying bagi pelaku:
Sanders (2003;
dalam Anesty, 2009) National Youth Violence Prevention mengemukakan bahwa pada
umumnya, para pelaku ini memiliki rasa percaya diri yang tinggi dengan harga
diri yang tinggi pula, cenderung bersifat agresif dengan perilaku yang pro
terhadap kekerasan, tipikal orang berwatak keras, mudah marah dan impulsif,
toleransi yang rendah terhadap frustasi. Para pelaku bullying ini memiliki
kebutuhan kuat untuk mendominasi orang lain dan kurang berempati terhadap
targetnya. (http://www.psychologymania.com/2012/06/dampak-bullying-bagi-siswa.html)
Ø Dampak
bullying bagi korban:
Hasil studi yang
dilakukan National Youth Violence Prevention Resource Center Sanders (2003;
dalam Anesty, 2009) menunjukkan bahwa bullying dapat membuat remaja merasa
cemas dan ketakutan, mempengaruhi konsentrasi belajar di sekolah dan menuntun
mereka untuk menghindari sekolah. Bila bullying berlanjut dalam jangka waktu
yang lama, dapat mempengaruhi self-esteem siswa, meningkatkan isolasi sosial,
memunculkan perilaku menarik diri, menjadikan remaja rentan terhadap stress dan
depreasi, serta rasa tidak aman. Dalam kasus yang lebih ekstrim, bullying dapat
mengakibatkan remaja berbuat nekat, bahkan bisa membunuh atau melakukan bunuh
diri (commited suicide).
Ø Dampak
bagi siswa yang menyaksikan bullying:
penelitian-
penelitian yang dilakukan baik di dalam maupun luar negeri menunjukkan bahwa
bullying mengakibatkan dampak-dampak negatif sebagai berikut:
- Gangguan
psikologis, misalnya rasa cemas berlebihan, kesepian (Rigby K. 2003).
- Konsep
diri sosial korban bullying menjadi lebih negatif karena korban merasa
tidak diterima oleh teman-temannya, selain itu dirinya juga mempunyai
pengalaman gagal yang terus-menerus dalam membina pertemanan, yaitu di
bully oleh teman dekatnya sendiri (Ratna Djuwita, dkk , 2005).
- Korban
bullying merasakan stress, depresi, benci terhadap pelaku, dendam, ingin
keluar sekolah, merana, malu, tertekan, terancam, bahkan ada yang menyilet-nyilet
tangannya (Ratna Djuwita, dkk , 2005).
- Membenci
lingkungan sosialnya, enggan ke sekolah (Forero et all.1999).
- Keinginan
untuk bunuh diri (Kaltiala-Heino, 1999).
- Kesulitan
konsentrasi; rasa takut berkepanjangan dan depresi (Bond, 2001).
- Cenderung
kurang empatik dan mengarah ke psikotis (Banks R., 1993).
- Pelaku
bullying yang kronis akan membawa perilaku itu sampai dewasa, akan
berpengaruh negatif pada kemampuan mereka untuk membangun dan memelihara
hubungan baik dengan orang lain.
- Korban
akan merasa rendah diri, tidak berharga (Rigby, K, 1999).
- Gangguan
pada kesehatan fisik: sakit kepala, sakit tenggorokan, flu, batuk- batuk,
gatal-gatal, sakit dada, bibir pecah-pecah (Rigby, K, 2003).
BAB III PEMBAHASAN
A.
Pengertian
umum Bullying
Bullying
adalah gangguan, ‘ancaman’ , perlakuan tidak sopan dari seseorang yang
menganggap dirinya lebih kuat(pelaku) kepada seseorang yang dianggapnya lemah(korban).
Gangguan ini bisa bersifat psikis, fisik, atau bahkan keduanya. Bulyling ini
bisa menyebabkan rasa tidak nyaman yang dirasakan oleh korban yang dilakukan
oleh pelaku. Biasanya kejadian ini berlangsung lama bahkan sampai menahun.
Selain perasaan diatas para korban juga akan merasa tidak senang atau kesal,
malu, kecewa, dengan kejadian yang menimpah mereka. Tapi biasanya korban tidak
punya daya untuk melawan, juga tidak mempunyai keberanian untuk melaporkan
kejadian tersebut. Kejadian bullying sangat sering terjadi di area sekolah.
‘Berikut
adalah contoh tindakan yang termasuk dalam kategori bullying :
1. Menyisihkan
seseorang dari pergaulan,
2. Menyebarkan
gosip, membuat julukan bersifat ejekan,
3. Mengerjai
seseorang untuk mempermalukannya,
4. Mengintimidasi
atau mengancam korban,
5. Melukai
secara fisik,
6. Melakukan
pemalakan.’
Menurut Dan Olweus, penulis dari Bullying at school, bullying dapat
dibagi menjadi 2 :
·
Direct bullying yaitu mengintimidasi
secara fisik,verbal
·
Indirect bullying yaitu mengisolasi
secara social
Bentuk dan modus bullying:
1. Fisik
berupa tendangan, pukulan, tamparan, meludahi, merusak, menelanjangi, menjemur,
dll, yang merugikan korban secara fisik.
2. Verbal
berupa mencaci maki, mengejek atau member julukan, mencela, mengancam, dll.
3. Psikis
berupa pelecehan seksual, memfitnah, menghina, menyebarkan gosip, mengucilkan,
dll, yang dapat merugikan korban secara mental atau perasaan.
Dampak
bullying bagi korban :
1.
Stres atau depresi
2.
Berkurangnya kepercayaan diri
3.
Pendiam
4.
Menurunnya nilai akademik
5.
Merasa terkucilkan dalam pergaulan
6.
Menjadi beban pikiran atau bahkan
mencoba untuk bunuh diri
Sebagai catatan
kejadian bullying tidak hanya terjadi antar sesama siswa, senior-junior, tapi
juga biasa terjadi guru-siswa. Dalam hal ini biasanya siswa merasa dipermalukan
dihadapan teman-temannya ataupun dihadapan guru-gurunya karena berulang kali
mendapat pemanggilan kepala sekolah, guru, ataupun pegawai tata usaha jika siswa
tersebut menunggak iuran sekolah.
Dalam kasus lain
menjadi hal yang tidak mungkin apabila korban bully akan menjadi pelaku bully
pada anak lain untuk merasa puas dan membalaskan dendam.
Hal-hal
yang dapat dicermati dalam kasus bullying:
-
Tanda-tanda anak yang menjadi korban
bullying:
·
Timbulnya keluhan atau perubahan tingkah
laku atau emosi anak karena depresi yang ia alami sebagai korban bullying
·
Adanya masukan laporan dari teman
ataupun guru mengenai kejadian bullying yang di alami anak tersebut.
-
tanda-tanda anak sebagai pelaku :
·
anak menjadi agresif khususnya pada anak
lain yang lebih muda usianya
·
anak tidak memperlihatkan emosi
negatifnya pada anak yang lebih tua tapi sebenarnya anak itu memiliki perasaan
yang tidak senang.
·
Ketika bersama orang tua sesekali anak
bertindak agresif.
·
Adanya laporan dari berbagai pihak
ketika ia melakukan tindakan agresis.
·
Anak yang pernah menjadi korban bully
bisa jadi akan menjadi akan pelaku bully.
B. Solusi terhadap kasus bullying
Untuk orang tua
:
1.
Satukan pemikiran antara suami dan istri
untuk menangani masalah yang terjadi pada anak.
2.
Kenali dan perdalam karakter anak agar
dapat mengantisipasi bermacam potensi pengintimidasian yang mungkin dapat
menimpah anak.
3.
Menjalin komunikasi dengan anak, supaya
anak merasa nyaman menceritakan berbagai hal yang terjadi disekolah kepada
orang tuanya.
4.
Jangan mudah ikut campur tapi orang tua
harus membiasakan timbulnya rasa keberanian dan percaya diri pada anak untuk
menyelesaikan urusannya sendiri.
5.
Jika sudah perlu dalam situasi yang tepat
orang tua dapat ikut campur untuk menyelesaikan masalah anaknya.
6.
Bicaralah dengan orang yang tepat
7.
Jangan turuti jika anak meminta untuk
pindah sekolah karena itu akan mengajarkan kepada anak untuk lari dari masalah.
Untuk para guru
:
1.
Sebisa mungkin mendapatkan kejelasan
informasi mengenai apa yang terjadi.
2.
Bantu siswa menyelesaikan masalahnya
jangan menyalahkan siswa tersebut.
3.
Jika perlu mintalah bantuan guru BP atau
ahli professional untuk mengembalikan kondisi korban kesemula.
Pencegahan
untuk anak supaya tidak menjadi korban bullying :
1.
Jadikan anak mempunyai kemampuan untuk
membela dirinya sendiri dapat berupa pertahanan fisik : bela diri, kemampuan
motorik yang baik dan kesehatan yang prima. Ertahanan psikis mempunyai : rasa
percaya diri, keberanian akal sehat, dan menganalisis sederhana, juga mampu
menyelesaikan permasalahannya.
2.
Bekali anak supaya mempunyai kemampuan
menghadapi berbagai kondisi yang tidak menyenangkan.
3.
Jika kejadian bullying tetap terjadi
sebisanya beritahukan kepada anak dimana tempat untuk memintai pertolongan atau
melaporkan tindakan bullying yang dia alami.
4.
Sebisa mungkin anak mempunyai kemampuan
bersosialisasi yang baik.
5.
Sekolah dapat meniadakan perlakuan
bullying.
Penanganan
untuk anak yang menjadi pelaku bullying :
1.
Mulai ajak anak bicara tentang apa yang
ia lakukan
2.
Segera cari penyebab anak melakukan hal
tersebut
3.
Jangan menghakimi anak sebaliknya kita
harus memposisikan diri untuk menolongnya
Contoh
kasus Bullying:
‘Tentu kita masih ingat
kasus yang terjadi pada STPDN /IPDN yang sampai menelan korban jiwa. Dan entah
sudah berapa ratus dan mungkin bahkan ribuan dan jutaan orang yang pernah
mengecap pendidikan di STPDN/IPDN yang rusak mental dan jiwanya karena telah di
Bullying oleh seniornya dan pada akhirnya sebagai pembalasan mereka
kembali melakukan hal yang sama seperti kakak seniornya, melakukan Bullying.
Dan itu akan terus terjadi secara turun temurun dan lembaga pendidikan yang
notabene nya adalah pencetak Pejabat.’
BAB
III PENUTUP
Kesimpulan:
Tidak
ada anak yang pantas menjadi korban bullying dan anak yang pantas menjadi pelaku
bullying. Dalam alasan apapun, bullying tidak dibenarkan dilakukan dalam area
sekolah ataupun dimana saja, dalam keadadaan dan situasi apapun. Maka dari itu,
STOP BULLYING! Bullyng hanya akan mengakibatkan hal-hal negative terhadap
korban dan pelakunya.
Bullying
bisa dicegah, ditanggulangi dan diperbaiki menurut cara-cara yang sudah
dipaparkan diatas. Hal yang paling penting adalah, kita sebagai calon pengajar
ataupun calon orang tua, sedini mungkin menanamkan nilai-nilai moral pada anak
agar tidak melakukan hal-hal negative seperti bullying terhadap anak lain.
Juga, anak harus dibekali keberania agar berani mengatakan TIDAK pada
tekanan-tekanan negative yang ia terima.
Kritik
dan Saran:
Perlu adanya
perhatian dari semua pihak baik orang tua, guru dan pihak sekolah agar kasus
bullying dapat dihapuskan dan tidak aka nada lagi korban-korban bullying
selanjutnya. Hal ini perlu diseriusi, agar generasi penerus tidak mengalami
gangguan-gangguan yang mungkin dapat mengakibatkan kerugian besar bahkan trauma
dikemudian hari. Dalam pembuatan makalah ini pasti terdapat kesalahan-kesalahan
baik dalam penulisan.
Maka dari itu
saya dengan senang hati menerima saran dan kritikan agar saya dapat
mengetahui kesalahan saya dan akan dapar
bisa diperbaiki pada makalah selanjutnya.
Referensi: