Senin, 14 Januari 2013

Dampak Bullying bagi perkembangan peserta didik, 2nd semester


Kata pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang PENGARUH BULLYING TERHADAP PROSES PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.
Makalah ini disusun berdasarkan kasus-kasus yang sering kali terjadi pada peserta didik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pemmbaca sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah selanjutnya.
Mudah-mudahan dengan mempelajari makalah ini para mahasiswa khususnya jurusan kependidikan bisa memahami apa itu bullying dan dampak dari perkembangan peserta didik. Juga bermanfaat bagi semua pembaca.


                                                                                                Gorontalo, 9 Desember 2012







DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR                                                                                             1
DAFTAR ISI                                                                                                              2        
BAB I PENDAHULUAN                                                                                        3
A. Latar Belakang                                                                                                    3
B. Rumusan Masalah                                                                                               3
C. Tujuan                                                                                                                  4
BAB II. PEMBAHASAN                                                                                          8
A.  Pengertian umum bullying                                                                                 8
B. Solusi terhadap khasus Bullying                                                                         13
BAB III. PENUTUP                                                                                                 22
A. Kesimpulan                                                                                                           22
B. Kritik dan Saran                                                                                                  22
C. Referensi                                                                                                               22








BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dewasa ini sudah banyak terjadi kasus bullying di lingkungan sekolah dan kasus ini sudah banyak mendapat perhatian terutama dari orang tua pelaku dan korban, pihak sekolah, bahkan dari pemerintah. Hal ini perlu dibahas dan diketahui lebih lanjut, karena kita ada dalam lingkaran pendidikan yang akan menemukan banyak masalah dari anak didik kita. Sebagai bahan pertimbangan itu, saya mengambil kasus ini sebagai pokok permasalahan dari makalah ini.
Pembuatan makalah ini didasarkan karena adanya mata kuliah pengembangan peserta didik yang mengharuskan setiap mahasiswa S1 program study Bahasa Inggris untuk dapat membuat makalah. Makalah ini juga dibuat untuk memenuhi tugas akhir individu dari mata kuliah ini.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu bullying?
2.      Bagaimana ciri-ciri korban bullying?
3.      Siapa yang dapat menjadi pelaku bullying?
4.      Dimanakah tempat-tempat yang dapat melakukan bullying?
5.      Apa dampak bullying bagi korban atau siswa?
6.      Adakah dampak bullying bagi si pelaku?
7.      Apa dampak bagi anak lain yang menyaksikan bullying?
8.      Bagaimana cara penanganan bullying?
9.      Bisakah bullying dihilangkan?
C.    Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah:
Mengetahui pengertian bullying dan macam-macam bentuk bullying
Mengetahui cici-ciri dari korban kasus bullying
Mengetahui bagaimana ciri-ciri anak yang dapat melakukan bulling terhadap anak lain
Mengetahui tempat-tempat yang biasa dijadikan kasus bullying
Mengetahui dampak apasaja yang dapat terjadi pada korban atau siswa itu sendiri
Mengetahui dampak-dampak yang terjadi bagi elaku bullying
Mengetahui dampak untuk anak lain yang menyaksikan kasus bullying
Mengetahui cara tepat penangan kasus bullying
Mengetahui cara perlakuan bullying itu supaya dapat dihilangkan











BAB II
TINJAWAN PUSTAKA
Ø  Bullying menurut para ahli:
"Bullying itu adalah kekerasan mental dan fisik jangka panjang yang dilakukan oleh individu atau sekelompok orang dan ditujukan pada seseorang yang tidak mampu membela dirinya sendiri sehingga kami paham jika pengalaman semacam itu dapat meninggalkan 'luka' pada si korban," ungkap peneliti Thormod Idsoe dari Universitiy of Stavanger (UiS) dan Bergen's Center for Crisis Psychology. (http://health.kompas.com/read/2010/09/27/06563262/Bullying.di.Sekolah)
Definisi Bullying menurut PeKA (Peduli Karakter Anak) adalah penggunaan agresi dengan tujuan untuk menyakiti orang lain baik secara fisik maupun mental. Bullying dapat berupa tindakan fisik, verbal, emosional dan juga seksual. (http://nsholihat.wordpress.com/2012/08/08/bullying-oh-bullying/)
Bullying terjadi ketika seseorang merasa teraniaya, takut, terintimidasi, oleh tindakan seseorang baik secara verbal, fisik atau mental. Ia takut bila perilaku tersebut akan terjadi lagi, dan ia merasa tak berdaya mencegahnya. (Andrew Mellor, antibullying network, univ. of edinburgh, scotland). (http://nsholihat.wordpress.com/2012/08/08/bullying-oh-bullying/)

Ø  Dampak bullying bagi pelaku:
Sanders (2003; dalam Anesty, 2009) National Youth Violence Prevention mengemukakan bahwa pada umumnya, para pelaku ini memiliki rasa percaya diri yang tinggi dengan harga diri yang tinggi pula, cenderung bersifat agresif dengan perilaku yang pro terhadap kekerasan, tipikal orang berwatak keras, mudah marah dan impulsif, toleransi yang rendah terhadap frustasi. Para pelaku bullying ini memiliki kebutuhan kuat untuk mendominasi orang lain dan kurang berempati terhadap targetnya. (http://www.psychologymania.com/2012/06/dampak-bullying-bagi-siswa.html)

Ø  Dampak bullying  bagi korban:
Hasil studi yang dilakukan National Youth Violence Prevention Resource Center Sanders (2003; dalam Anesty, 2009) menunjukkan bahwa bullying dapat membuat remaja merasa cemas dan ketakutan, mempengaruhi konsentrasi belajar di sekolah dan menuntun mereka untuk menghindari sekolah. Bila bullying berlanjut dalam jangka waktu yang lama, dapat mempengaruhi self-esteem siswa, meningkatkan isolasi sosial, memunculkan perilaku menarik diri, menjadikan remaja rentan terhadap stress dan depreasi, serta rasa tidak aman. Dalam kasus yang lebih ekstrim, bullying dapat mengakibatkan remaja berbuat nekat, bahkan bisa membunuh atau melakukan bunuh diri (commited suicide).
Ø  Dampak bagi siswa yang menyaksikan bullying:
penelitian- penelitian yang dilakukan baik di dalam maupun luar negeri menunjukkan bahwa bullying mengakibatkan dampak-dampak negatif sebagai berikut:
  1. Gangguan psikologis, misalnya rasa cemas berlebihan, kesepian (Rigby K. 2003).
  2. Konsep diri sosial korban bullying menjadi lebih negatif karena korban merasa tidak diterima oleh teman-temannya, selain itu dirinya juga mempunyai pengalaman gagal yang terus-menerus dalam membina pertemanan, yaitu di bully oleh teman dekatnya sendiri (Ratna Djuwita, dkk , 2005).
  3. Korban bullying merasakan stress, depresi, benci terhadap pelaku, dendam, ingin keluar sekolah, merana, malu, tertekan, terancam, bahkan ada yang menyilet-nyilet tangannya (Ratna Djuwita, dkk , 2005).
  4. Membenci lingkungan sosialnya, enggan ke sekolah (Forero et all.1999).
  5. Keinginan untuk bunuh diri (Kaltiala-Heino, 1999).
  6. Kesulitan konsentrasi; rasa takut berkepanjangan dan depresi (Bond, 2001).
  7. Cenderung kurang empatik dan mengarah ke psikotis (Banks R., 1993).
  8. Pelaku bullying yang kronis akan membawa perilaku itu sampai dewasa, akan berpengaruh negatif pada kemampuan mereka untuk membangun dan memelihara hubungan baik dengan orang lain.
  9. Korban akan merasa rendah diri, tidak berharga (Rigby, K, 1999).
  10. Gangguan pada kesehatan fisik: sakit kepala, sakit tenggorokan, flu, batuk- batuk, gatal-gatal, sakit dada, bibir pecah-pecah (Rigby, K, 2003).

BAB III PEMBAHASAN
A.    Pengertian umum Bullying
Bullying adalah gangguan, ‘ancaman’ , perlakuan tidak sopan dari seseorang yang menganggap dirinya lebih kuat(pelaku) kepada seseorang yang dianggapnya lemah(korban). Gangguan ini bisa bersifat psikis, fisik, atau bahkan keduanya. Bulyling ini bisa menyebabkan rasa tidak nyaman yang dirasakan oleh korban yang dilakukan oleh pelaku. Biasanya kejadian ini berlangsung lama bahkan sampai menahun. Selain perasaan diatas para korban juga akan merasa tidak senang atau kesal, malu, kecewa, dengan kejadian yang menimpah mereka. Tapi biasanya korban tidak punya daya untuk melawan, juga tidak mempunyai keberanian untuk melaporkan kejadian tersebut. Kejadian bullying sangat sering terjadi di area sekolah.
‘Berikut adalah contoh tindakan yang termasuk dalam kategori bullying :
1.      Menyisihkan seseorang dari pergaulan,
2.      Menyebarkan gosip, membuat julukan bersifat ejekan,
3.      Mengerjai seseorang untuk mempermalukannya,
4.      Mengintimidasi atau mengancam korban,
5.      Melukai secara fisik,
6.      Melakukan pemalakan.’
            Menurut Dan Olweus, penulis dari Bullying at school, bullying dapat dibagi menjadi 2 :
·         Direct bullying yaitu mengintimidasi secara fisik,verbal
·         Indirect bullying yaitu mengisolasi secara social
Bentuk dan modus bullying:
1.      Fisik berupa tendangan, pukulan, tamparan, meludahi, merusak, menelanjangi, menjemur, dll, yang merugikan korban secara fisik.
2.      Verbal berupa mencaci maki, mengejek atau member julukan, mencela, mengancam, dll.
3.      Psikis berupa pelecehan seksual, memfitnah, menghina, menyebarkan gosip, mengucilkan, dll, yang dapat merugikan korban secara mental atau perasaan.
Dampak bullying bagi korban :
1.      Stres atau depresi
2.      Berkurangnya kepercayaan diri
3.      Pendiam
4.      Menurunnya nilai akademik
5.      Merasa terkucilkan dalam pergaulan
6.      Menjadi beban pikiran atau bahkan mencoba untuk bunuh diri
Sebagai catatan kejadian bullying tidak hanya terjadi antar sesama siswa, senior-junior, tapi juga biasa terjadi guru-siswa. Dalam hal ini biasanya siswa merasa dipermalukan dihadapan teman-temannya ataupun dihadapan guru-gurunya karena berulang kali mendapat pemanggilan kepala sekolah, guru, ataupun pegawai tata usaha jika siswa tersebut menunggak iuran sekolah.
Dalam kasus lain menjadi hal yang tidak mungkin apabila korban bully akan menjadi pelaku bully pada anak lain untuk merasa puas dan membalaskan dendam.
Hal-hal yang dapat dicermati dalam kasus bullying:
-          Tanda-tanda anak yang menjadi korban bullying:
·         Timbulnya keluhan atau perubahan tingkah laku atau emosi anak karena depresi yang ia alami sebagai korban bullying
·         Adanya masukan laporan dari teman ataupun guru mengenai kejadian bullying yang di alami anak tersebut.
-          tanda-tanda anak sebagai pelaku :
·         anak menjadi agresif khususnya pada anak lain yang lebih muda usianya
·         anak tidak memperlihatkan emosi negatifnya pada anak yang lebih tua tapi sebenarnya anak itu memiliki perasaan yang tidak senang.
·         Ketika bersama orang tua sesekali anak bertindak agresif.
·         Adanya laporan dari berbagai pihak ketika ia melakukan tindakan agresis.
·         Anak yang pernah menjadi korban bully bisa jadi akan menjadi akan pelaku bully.

B.     Solusi terhadap kasus bullying
Untuk orang tua :
1.      Satukan pemikiran antara suami dan istri untuk menangani masalah yang terjadi pada anak.
2.      Kenali dan perdalam karakter anak agar dapat mengantisipasi bermacam potensi pengintimidasian yang mungkin dapat menimpah anak.
3.      Menjalin komunikasi dengan anak, supaya anak merasa nyaman menceritakan berbagai hal yang terjadi disekolah kepada orang tuanya.
4.      Jangan mudah ikut campur tapi orang tua harus membiasakan timbulnya rasa keberanian dan percaya diri pada anak untuk menyelesaikan urusannya sendiri.
5.      Jika sudah perlu dalam situasi yang tepat orang tua dapat ikut campur untuk menyelesaikan masalah anaknya.
6.      Bicaralah dengan orang yang tepat
7.      Jangan turuti jika anak meminta untuk pindah sekolah karena itu akan mengajarkan kepada anak untuk lari dari masalah.
Untuk para guru :
1.      Sebisa mungkin mendapatkan kejelasan informasi mengenai apa yang terjadi.
2.      Bantu siswa menyelesaikan masalahnya jangan menyalahkan siswa tersebut.
3.      Jika perlu mintalah bantuan guru BP atau ahli professional untuk mengembalikan kondisi korban kesemula.
Pencegahan untuk anak supaya tidak menjadi korban bullying :
1.      Jadikan anak mempunyai kemampuan untuk membela dirinya sendiri dapat berupa pertahanan fisik : bela diri, kemampuan motorik yang baik dan kesehatan yang prima. Ertahanan psikis mempunyai : rasa percaya diri, keberanian akal sehat, dan menganalisis sederhana, juga mampu menyelesaikan permasalahannya.
2.      Bekali anak supaya mempunyai kemampuan menghadapi berbagai kondisi yang tidak menyenangkan.
3.      Jika kejadian bullying tetap terjadi sebisanya beritahukan kepada anak dimana tempat untuk memintai pertolongan atau melaporkan tindakan bullying yang dia alami.
4.      Sebisa mungkin anak mempunyai kemampuan bersosialisasi yang baik.
5.      Sekolah dapat meniadakan perlakuan bullying.
Penanganan untuk anak yang menjadi pelaku bullying :
1.      Mulai ajak anak bicara tentang apa yang ia lakukan
2.      Segera cari penyebab anak melakukan hal tersebut
3.      Jangan menghakimi anak sebaliknya kita harus memposisikan diri untuk menolongnya
Contoh kasus Bullying:
‘Tentu kita masih ingat kasus yang terjadi pada STPDN /IPDN yang sampai menelan korban jiwa. Dan entah sudah berapa ratus dan mungkin bahkan ribuan dan jutaan orang yang pernah mengecap pendidikan di STPDN/IPDN yang rusak mental dan jiwanya karena telah di Bullying oleh seniornya dan pada akhirnya sebagai pembalasan mereka kembali melakukan hal yang sama seperti kakak seniornya, melakukan Bullying. Dan itu akan terus terjadi secara turun temurun dan lembaga pendidikan yang notabene nya adalah pencetak Pejabat.’






BAB III PENUTUP
Kesimpulan: 
Tidak ada anak yang pantas menjadi korban bullying dan anak yang pantas menjadi pelaku bullying. Dalam alasan apapun, bullying tidak dibenarkan dilakukan dalam area sekolah ataupun dimana saja, dalam keadadaan dan situasi apapun. Maka dari itu, STOP BULLYING! Bullyng hanya akan mengakibatkan hal-hal negative terhadap korban dan pelakunya.
Bullying bisa dicegah, ditanggulangi dan diperbaiki menurut cara-cara yang sudah dipaparkan diatas. Hal yang paling penting adalah, kita sebagai calon pengajar ataupun calon orang tua, sedini mungkin menanamkan nilai-nilai moral pada anak agar tidak melakukan hal-hal negative seperti bullying terhadap anak lain. Juga, anak harus dibekali keberania agar berani mengatakan TIDAK pada tekanan-tekanan negative yang ia terima.
Kritik dan Saran:
Perlu adanya perhatian dari semua pihak baik orang tua, guru dan pihak sekolah agar kasus bullying dapat dihapuskan dan tidak aka nada lagi korban-korban bullying selanjutnya. Hal ini perlu diseriusi, agar generasi penerus tidak mengalami gangguan-gangguan yang mungkin dapat mengakibatkan kerugian besar bahkan trauma dikemudian hari. Dalam pembuatan makalah ini pasti terdapat kesalahan-kesalahan baik dalam penulisan.
Maka dari itu saya dengan senang hati menerima saran dan kritikan agar saya dapat mengetahui  kesalahan saya dan akan dapar bisa diperbaiki pada makalah selanjutnya.
Referensi:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar